
“Saat mencintai seseorang, apa pun kesalahannya, kamu tidak akan bisa begitu saja berhenti mencintainya”
Bagian pertama : Alice –Winna Efendi–
Cerita ini berlatar di Belfast, sebuah kota Waldo Country di Maine, Amerika Serikat yang dekat dengan laut. Bagian pertama dalam cerita ini menggunakan sudut pandang Alice. Alice, remaja yang didiagnosis disleksia, yaitu semacam penyakit yang berkaitan dengan disfungsi salah satu area dalam otak. Sehingga, Alice agak kesulitan menjawab saat dihadapkan dengan uraian yang rumit. Ini menyebabkan dia dianggap bodoh dan dikucilkan teman-temannya. Tapi, berbeda halnya dengan Catherine yang menganggap Alice istimewa. Persahabatan mereka dimulai ketika Catherine yang membela Alice disaat teman-teman mereka memojokkannya. Mereka melewati masa-masa sekolah bersama, pergi ke pantai bersama, bahkan makan es krim vanilla bersama. Sampai datanglah Julian, siswa pertukaran pelajar dari Indonesia yang hadir ditengah-tengah persahabatan mereka. Tanpa bisa dicegah, Julian menjadi bagian yang tidak terpisahakan dari persahabatan Alice dan Catherine. Namun, something happen.Ternyata Julian dan Catherine memiliki perasaan yang sama.It’s called love. Dan tanpa diduga, Alice juga diam-diam mencintai Julian. Tapi, sesuatu yang tidak diharapkan akhirnya terjadi yang membuat mereka harus kehilangan kepercayaan masing-masing. Diperparah kepindahan Catherine ke Irving yang tiba-tiba.
Bagian kedua : Catherine –Yoana Dianika–
Tentu saja cerita yang kedua menggunakan sudut pandang Catherine. Menceritakan kehidupannya setelah pindah ke Irving. Tapi ada flashback ketika Catherine masih bersama Alice, kembali ke awal pertemanan mereka. Pendapat Catherine tentangg Alice yang istimewa di matanya, bagimana Catherine melewati hari-hari bersama Alice di Belfast dulu. Dan tentang anggapan Catherine tentang Alice’s smell, vanilla and something sweet. Di bagian kedua ini juga lebih mengekspos hubungan Julian dan Catherine. Dan juga kerinduannya terhadap Alice dan Julian setelah sekian lama terpisah.
Jujur, aku sendiri tidak begitu menyukai tema cinta segitiga ditengah persahabatan. Membayangkanya saja sudah mengerikan, apalagi berada diposisi mereka. Tapi, berbeda dengan Truth or Dare yang menyajikannya secara berbeda. Ceritanya dikemas dengan manis, bagaimana Catherine yang bisa melengkapi Alice ketika Alice merasa dirinya bukan siapa-siapa. Sebaliknya dengan Alice yang selalu ada di dekat Catherine.Pokoknya tentang persahabatan yang manis deh.Oh ya, ditambah lagi banyak quotes tentang persahabatan dan cinta dari tokoh-tokoh dunia yang bertebaran di awal dan akhir bab. Tambah komplit deh ceritanya. Overall aku menyukai novel ini. Selamat membaca :D
Thanks for visiting my blog, I hope you enjoy it.
Merci beaucoup, au revoir :D
Refina Dhea
Tidak ada komentar:
Posting Komentar